Polemik
“TABLOID OBOR
RAKYAT “
“Krittisi
dari sebuah Pemberitaan”
Sebulan
menjelang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014, di Indonesia telah
banyak diketahui oleh masyarakat telah beredarnya Tabloid Obor Rakyat, sebuah
tabloid yang dimana disebar secara masif di masjid-masjid dan pesantren di
Pulau Jawa. Dimana berisikan kampanye
hitam untuk calon Presiden Joko Widodo.
Tabloid yang dipastikan dicetak dan disebarluakan secara gratis oleh sekelompok orang itu dalam sebulan terakhir sebanyak 2 edisi yaitu CAPRES BONEKA & 1001 TOPENG JOKOWI yang dikirim melalui jasa Kantor Pos Pusat di Bandung dan diedarkan ke sejumlah pondok pesantren, masjid dan surau-surau serta tokoh masyarakat di Jatim (dan Jateng).
Telah
diketahui oleh public pada tanggal 14 Juni 2014 lalu Pimpinan redaksi dari Obor
rakyat akhirnya muncul ke public dalam acara diskusi yang diselenggarakan oleh
Sindo Trijaya FM.
Sebelum kita sampai pernyataan setyardi sebagai pimred mari kita bedah dulu kronologis terbitnya Tabloid Obor Rakyat tersebut.
Berikut Kronologis peredaran Tabloid Obor Rakyat yang membuat gerah Tim Jokowi :
Beredarnya Tabloid Obor Rakyat tampaknya memusingkan Jokowi. Joko Widodo meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) segera menindaklanjuti adanya kampanye hitam menjelang Pemilu Presiden 2014. Salah satunya, sebut Jokowi, yaitu beredarnya tabloid ‘Obor Rakyat’ di masyarakat. “Agar kampanye hitam betul-betul dicari dan diperiksa. Itu meresahkan masyarakat seperti Obor Rakyat,” kata Jokowi di Gedung Bawaslu, pada hari Sabtu (7/6/2014) bertempat di Jakarta.
Tim
advokasi pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla
sebelumnya telah melaporkan temuan tabloid Obor Rakyat ke Bawaslu.
Mari Kita Bedah Pengelola & Redaksi Obor rakyat :
Pengelola
dan Redaksi Obor
- Dalam dewan redaksi Obor Rakyat tercantum nama Sigas, Elka Saraswati dan layout Dodo Darsono. Dan dalam Tabloid Obor Rakyat mencantumkan alamat redaksi Jalan Pisangan Timur Raya IX, Jakarta Timur. Nomor telepon yang tercantum adalah (021) 70787816, 70787817.
- Awal terbukanya Informasi yang bertanggung jawab atas terbitnya obor rakyat yang mengemparkan Tim Jokowi yaitu seorang dosen Gun Gun Heryanto, beliau adalah dosen ilmu komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, yang mengungkap pengelola tabloid ini. Dimana Tulisan Gun Gun Heryanto dimuat di Obor Rakyat. Gun Gun menuding Darmawan Sepriyossa, penulis kolom tetap di portal berita inilah.com telah menjebaknya. Pada 25 April lalu, Darmawan Sepriyossa menghubungi Gun Gun Heryanto, memintanya menulis kolom analisis tentang PDI Perjuangan dalam mengikuti pemilihan presiden. “Dia (Darmawan) bilang mau bikin tabloid baru,” kata Gun Gun sebagai mana ditulis Majalah Detik. Dalam percakapan telepon itu, Darmawan sama sekali tak menyebut nama tabloid itu. Tanpa curiga, Gun Gun pun mengirimkan naskah kolomnya.
- Tapi sang kolomnis kaget bukan kepalang ketika ia tahu tulisannya muncul di Tabloid Obor Rakyat yang dilaporkan tim hukum pasangan Jokowi-JK ke Badan Pengawas Pemilu, 4 Juni 2014. Gun kecewa dan merasa tertipu oleh Darmawan. Ia tak menyangka, Darmawan yang punya rekam jejak sebagai bekas wartawan Republika dan TEMPO itu akan jatuh serendah itu.
- Portal berita inilah.com, tempat Darmawan kini menjadi kolomnis tetap, didirikan Muchlis Hasyim yang patut kita ketahui dalam rekam jejak media online inilah.com saat jaman pemilu Sby & JK menjadi media online dibelakang pak yusuf kalla & pak SBY, bekas wartawan Media Indonesia. dalam sebuah portal blog http://setenangpagihari.blogspot.com/2010/09/isi-e-mail-andi-mallarangeng-jubir.html & http://serbasejarah.wordpress.com/2009/07/06/heboh-email-a-mallarangeng-yg-bocor/
- Berikut Cuplikan Bocoran Surat Elektronik Andi Malarangen dengan Pak Muchlis dimana menyatakan bahwa masyrakat indonesia telah mengetahui permainan opini dalam media
- Berikut adalah isi surat elektronik
yang dikirimkan oleh Andi Mallarangeng kepada Muchlis Hasyim, editor
senior salah satu media cetak besar di Indonesia.
- Awalnya dari Ronggo Lawe untuk Muchils Hasyim, isi e-mailnya:
From: Ronggo Lawe
Date: Fri, 3 Jul 2009 18:50:45 -0700 (PDT)
To:
Subject: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan
Kawan Muchlis,
Banyak yang mulai tidak suka dengan permainan kita di media. Mereka mulai mengerti cara kita mengontrol berita di media. Itu sebabnya mereka terus mempermasalahkan Kasus DPT bermasalah, isu SARA celi, penghinaan orang Bugis oleh Andi, penjualan Gelora Bung Karno, dll. Saya lihat Fadli Zon cs terus bergerak untuk menguji kekuatan kita di media.. Sebab mereka tahu untuk isu-isu yang sangat sensitif itu, akan sangat janggal sekali jika media tidak memberitakannya dan itu di luar kontrol kita boss. Saya lebih khawatir lagi orang-orang seperti Fadli Zon ini bisa menggerakkan mahasiswa dan masyarakat.
Jadi boss, permainan di media ini mulai berbahaya. Kayaknya kita harus mencari strategi baru..
Kemudian Muchlis Hasyim kasih kabar ke Andi Mallarangeng tentang isi e-mail dari Ronggo Lawe, isi e-mailnya:
From: Muchlis Hasyim
To: mallarangeng@ yahoo.com
Sent: Saturday, July 4, 2009 8:52:49 AM
Subject: Fw: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan
Daeng,
Saya baru terima email dari kawan kita ini. Terus terang saya agak tidak nyaman. Mungkin ini kembali menjadi pengingat Daeng. Isu kemarahan masy sulsel, DPT, dan penggadaian GBK, Din Samsudin yang semakin rame, saya khawatir bisa bergulir diluar kontrol kita. Perlu dicermati baik-baik dan diantisipasi semaksimal mungkin boss. Saya harap Daeng bisa memberikan pencerahan.
Trims
MH
Selanjutnya Andi Mallarangeng membalas e-mail dari Muchlis Hasyim, isi e-mailnya:
From: Andi Mallarangeng
Date: Fri, 3 Jul 2009 18:59:14 -0700 (PDT)
To:
Subject: Re: Kontrol media, mohon jadi pertimbangan
Muchlis yang baik tapi sedang gundah,
Menurut saya, kita masih on the track. Isu yang menyudutkan saya di Makasar, masalah di Medan, DPT bermasalah, atau omongan ngaco PS tentang GBK tidak akan mempengaruhi pemilih. Apa dia punya bukti kita memanipulasi media. Masyarakat kan melihat media sendiri lah yang menentukan berita mana yang pantas mereka turunkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Ada beberapa argumen yang bisa memperkuat keyakinan saya bahwa beragam isu ini tidak akan mempengaruhi kita.
Pertama, bangsa kita berada pada tahap puncak konsumerisme yang menyebabkan kaburnya identitas Nasional. Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila itu tinggal jargon2 saja. Jadi orang akan memiih dari apa yang mereka lihat dan sukai dan itu jelas masalah pembawaan dan penampilan. Masyarakat konsumen tidak akan peduli dengan apa yang dibawa oleh orang tersebut. Mau kapatalis, sosialis, atau neolib sekalipun, mereka tidak akan pedulikan. Yang penting mereka puas dengan penampilan si kandidat.. Dan kandidat itu adalah SBY-Boediono. Jadi, kejadian saya di Makassar kemarin itu tidak usah dipikir terlalu berat, itu hanya sebuah eksperimen kecil saya untuk melihat apakah isu berbau SARA masih mendapat tempat di masyarakat kita? dan saya sudah mendapatkan jawabannya, memang betul terjadi sedikit riak di Makassar sana dan mungkin elektabilitas JK langsung meningkat tajam. Tetapi lihatlah pada hari pencontrengan nanti, masyarakat tetap tidak akan bergeming dari pilihan kita. Sebab bagi masyarakat konsumen, yang penting bukanlah isu, tetapi penampilan dari kandidat. Ibaratnya blackberry vs pancasila, jelas ketahuan mana yang laku dan tidak sekarang ini. Masyarakat kita mati2an berhutang kiri kanan buat beli blackberry makin lupa lah sama pancasila. Ingat bung, Obama bisa jadi presiden hanya karena konsumerisme dan kapitalisme di AS sedang runtuh sehingga penduduknya kembali ke nilai-nilai kebangsaannya yaitu "all men are created equal", makanya kulit hitam bisa jadi presiden. Kalau ndak ada keruntuhan ekonomi ndak mungkin kejadian tuh Obama boss.
Kedua, FZ cs tidak percaya bahwa politik aliran sudah mati di Indonesia. NU, Muhammadiyah apalah yang lain juga sudah tidak seperti dulu lagi. Kita kan juga liat sendiri, kyai kan UUD juga akhirnya toh, tinggal mana yang kantongnya paling dalam dan janjiny paling manis aja. Dan kita kan main cantik sekali seperti anda liat. Lalu, orang seperti ini ini juga tidak mau belajar dari sejarah kepemimpinan nasional di Indonesia. Sejak negara ini berdiri, semua presiden yang naik itu karena kecelakaan sejarah. Bung Karno diangkat menjadi presiden, karena Jepang kalah dari sekutu dan terjadi vacuum of power pada masa itu. Soeharto naik juga akibat kecelakaan sejarah yaitu terjadinya peristiwa 65. Nah yang lucu, setelah itu kecelakaan sejarahnya semakin ngaco. Reformasi bergulir tahun 98, menghasilkan presiden yang buta. Presiden buta dijatuhkan, naik pula lah perempuan bisu. Kalau politik aliran memang belum mati, sudah pasti Mega atau Habibie jadi. Lagipula kalau memang ada politik aliran maka alirannya pasti jawa, laki-laki, militer dan islam. Non jawa seperti saya dan teman-teman ini kan sudah memang tempatnya jadi king maker saja, lebih enak ndak repot tapi kebagian serunya toh. Makanya SBY berbeda, dia muncul by design yang matang lewat pemilihan langsung.
Ketiga, ancaman tentang gerakan mahasiswa dan rakyat itu sudah tidak relevan lagi dengan iklim demokrasi sekarang. Hanya mimpi siang bolong yang bisa menghadirkan kekuatan mahasiswa. Bahkan tahun 98 pun banyak orang salah meletakkan sejarah itu sebagai kebangkitan mahasiswa menggulingkan Soeharto. Padahal bukan begitu. Itu memang jatuhnya Soeharto dan mahasiswa jadi alat saja, tapi memang jumlahnya besar sekali jadi secara visual kelihatan seperti sebuah fenomena gerakan mahasiswa yang digerakkan sebuah pemikiran kebangsaan. Buktinya tidak ada satu pun tokoh mahasiswa yang jadi legenda karena pemikirannya di tahun 98. Rama yang jadi tokoh terpopuler pun ternyata Cuma onggokan omong kosong saja dan sebentar lagi berangkat pula ke bui. Jadi tidak perlu khawatir mahasiswa kita ndak ada yang berkualitas pemikirannya sampai bisa menggerakkan massa jadi selalu menunggu ditungangi. Dan yang menunggangi tidak pernah pintar sehingga selalu ketahuan sehingga masyarakat tidak pernah percaya lagi sama kredibilitas demo mahasiswa jadi tenang saja boss. Kita mengontrol pikiran dan sentiment public sekarang, ndak ada yang bisa kalahkan itu. Sudahlah, rakyat tidak percaya lagi pada mahasiswa. Kita datangin mereka ke tv saja mereka sudah senang sekarang. jadi Bos, gerakan mahasiswa itu bukan lagi suatu hal yang menakutkan sekarang.
Lagipula, taruhlah media tidak lagi "bersahabat" , itu hanya segelintir.
Media itu bisnis bung, owner nya ndak mungkin ambil risiko untuk lima tahun ke depan. bisa ndak makan mereka kan. Yang penting anda kan sudah dijelaskan dan ditunjukkan. selama skenario utama tetap terjaga, Cuma hitungan hari kok dan jadilah kita berangkat ke Bermuda kan haha ingat saja, skenario ini sudah lima kali dites dan tidak pernah gagal.. Dengan persiapan sudah lebih lama dan panjang, skenario sekarang jauh lebih sempurna.Ndak usah paniklah dengan semua isu yang berkembang ini, mereka lupa musuh utama adalah waktu, bukan kita. betul kan? Kalau orang ini memang bisa berbuat sesuatu kan sudah lama dia lakukan.
Ok boss, nda usah kuatir dengan FZ cs, mereka itu cuma angin sepoi-sepoi. Tiga hari lagi dan lima tahun ke depan kita selesaikan urusan dengan mereka satu persatu.
Trims
AM
Dalam blog mereka berdua telah membeberkan perihal beredarnya bocornya surat email andi
malarangen dengan wartawan senior Muchlis Hasyim dimana dalam surat elektronik
tersebut berkisah konspirasi perihal permainan media masa pemberitaan opini
masyarakat dalam media masyarakat. Namun kini aneh 360% awalnya nya mendukung
berita pak Jusuf kalla dan setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata pak muchlis
hasyim pernah dipanggil secara langsung oleh pak surya palloh untuk memimipin
Media Indonesia setelah beliau lulus di wangsington dc.
kini
portal dikenal sebagai media online yang terdepan dalam menulis berita positif
pasangan Prabowo-Hatta dan berita negatif pasangan Jokowi – JK . Sebuah
perubahan yang aneh, karena di periode pemerintahan SBY – Jusuf Kalla
(2004-2009), Muchlis Hasyim adalah media officer Jusuf Kalla yang mendampingi
sang wakil presiden hampir di setiap kesempatan di dalam dan luar negeri. Ada apakah
ini apakah telah TERJADINYA KONSPIRASI MEDIA MASA KEMBALI SEPERTI DIJAMAN SBY
& JK ya….??? Yang ingin mengatakan kepada masarakat agar situs online
inilah.com pro terhadap prabowo dan tidak pro terhadap Jokowi ya…Biarkan Rakyat
yang menilai…???
Ok sudahlah daripada kita semakin jauh dalam
pembahasan diatas mari kita bahas edisi pertama Kolom “Obor Rakyat” yang
dibentuk oleh setyardi dan darmawan merupakan kolomnis tetap dari inilah.com
dimana dimiliki oleh muchlis hasyim dikenal sebagai orang yang pandai dalam
melobi orang2 penting. Hal ini terungkap dalam kultwit twitter macan2000 link
sebagai berikut :http://chirpstory.com/li/210938
Edisi
Pertama
- Edisi I tabloid ini bertanggal 5-11 Mei 2014, terdiri atas 16 halaman. Halaman depan menampilkan judul “Capres Boneka dengan karikatur Jokowi sedang mencium tangan Megawati Soekarnoputri .
- Salah satu topik yang diangkat dalam tabloid ini adalah isu bahwa Jokowi merupakan keturunan Tionghoa.
- Judul lain yang ditampilkan di halaman ini adalah “184 Caleg Nonmuslim PDIP untuk Kursi DPR” dan “Ibu-ibu, Belum Jadi Presiden Udah Bohongin Rakyat.”
- Tajuk rencana tabloid ini berjudul “Kami Ada karena Bisa Dipercaya.”
- Tabloid ini menampilkan 14 berita panjang yang hampir semuanya dianggap menyudutkan Jokowi.
- Beberapa judul berita dalam tabloid ini antara lain “Capres Boneka Suka Ingkar Janji”, “Disandera Cukong dan Misionaris”, “Dari Solo Sampai Jakarta Deislamisasi ala Jokowi”, “Manuver Jacob Soetojo”, “Cukong-Cukong di Belakang Jokowi”, “Partai Salib Pengusung Jokowi” dan “Jokowi Juru Selamat yang Gagal”.
- Ada pula berita kecil-kecil yang dikompilasi dengan judul besar, “Mereka Menolak Jokowi”. Misalnya “Jokowi Khianati Tokoh Legendaris Betawi”, “Koalisi Masyarakat Jakarta Baru Tolak Jokowi Nyapres”, “Jokowi Maruk dan Ingkar Janji”, “Mahasiswa ITB Tolak Jokowi”, dan “71,2 Persen Warga DKI Tolak Jokowi jadi Capres”.
- Rubrik wawancara tabloid ini menampilkan salah satu Ketua Majelis Ulama Indonesia Kholil Ridwan. Judul yang dipilih rubrik ini adalah “Jokowi Selalu Mewariskan Jabatan ke Non-Muslim”. Dicover belakang Obor Rakyat memuat karikatur Jokowi dengan hidung panjang seperti Pinokio dengan judul “Sang Pendusta,
- Dalam ulasan di halaman Top News tabloid tersebut mengutip komentar Amien Rais dinama Amien menyebut keanehan, sebab Jokowi yang hanya seorang kepala daerah kecil Solo, dengan prestasi biasa, tiba-tiba mencelat ke langit popularitas. “Saya lalu menyimpulkan, ada kekuatan modal yang melambungkan Jokowi, yang kalau kekuatan itu berhasil, saya kasihan Jokowi akan tersandera,” kata Amien yang dikutib tabloid Obor Rakyat itu. Bahkan, belakangan ketahuan, kekuatan modal di belakang Jokowi itu memenag terbukti punya sejarah keterikatan dengan Gedung Putih. Dia adalah James Riady, pemeluk Kristen Evangelis, sekte Kristen yang sangat agresif mencari pengikut. Ia murid Televangelis Pat Robertson yang dikenal anti Islam. Wajar bila muncul kecurigaan ada agenda tersembunyi Kristenisasi, terkait rencana James Riady, seorang evangelican alias penginjil, berencana membangun 1.000 sekolah gratis di kawasan-kawasan miskin. James sendiri menyangkal.”Lihatlah rumah sakit kami di Makassar yang Islamnya kuat dan di Palembang, tidak ada masalah. Tidak ada agenda terselubung,” kata James, seperti yang dikutip tabloid tersebut. Tidak hanya mengulas penyandang dana Jokowi, Tabloid itu juga membahas sisi-sisi negatif dari Jokowi, termasuk mengulas tentang penyandang dana untuk usaha Katering anak Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka yang ketika masih berumur 20 tahun dan sedang kuliah di Singapura sudah dipercaya dan dibantu modal usaha sebesar Rp. 16 milyar oleh seorang jenderal purnawirawan yang ikut bergabung dalam perusahan yang didirikan yakni PT.Rakabumi Sejahtera.
Edisi
Kedua
- Edisi II pun telah beredar awal Juni ini dengan halaman depan memampang judul besar: 1001 Topeng Jokowi . Para pemimpin pondok pesantren dan pengurus masjid yang menerima kiriman ribuan eksemplar tabloid ini serempak menyatakan keheranannya, darimana gerangan sang pengelola tabloid memperoleh alamat mereka. Dalam tabloid edisi kedua itu, berita utamanya mengangkat topik tentang “1001 Topeng Pencitraan”. “Pokoknya tidak ada yang bagus pemberitaannya. Ada berita yang menyangkutpautkan Jokowi dengan kasus pengadaan bus transjakarta, kemudian yang Jokowi pro terhadap pelacuran dan masih banyak yang lain,” ujar Ghulam.
- Salah satu tokoh NU Hasim Muzadi dalam tabloid Obor Rakyat edisi kedua. Pada tabloid tersebut, Hasim Muzadi menulis komentar yang menyerang pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi-Jusuf Kalla dengan isu SARA. Menurut Munir, Hasim Muzadi tidak mungkin berpendapat seperti itu
Kini
kalian telah mengetahuikan apa yang diberitakan oleh Obor rakyat diatas nah
kini mari kita ulas pernytaan setyardi dalam acara diskusi yang diselenggarakan
bersama sindo trijaya fm
Pemimpin Redaksi tabloid Obor Rakyat bernama Setyardi Budiono akhirnya bersuara setelah muncul
banyaknya pro dan kontra terkait tulisan dalam tabloid itu. Dalam sebuah acar
diskusi Setyardi mengaku prihatin dengan banyaknya tuduhan atas tabloid
buatannya itu yang disebut sebagai kampanye hitam(Black Campaign). Dalam acara
diskusi tersebut Setyardi mengungkapkan tabloid yang beliau terbitkan tersebut hanya
memuat kritik terhadap Jokowi itu sebagai produk jurnalistik yang bisa
dikategorikan sebagai jurnalisme warga.
Saya seorang mahasiswa S2 yang tertarik terhadap politik mencoba menelusuri pernyataan beliau dalam beberapa media pertelevisian perihal yang mendasari Setyardi, yang merupakan seorang mantan jurnalis dan kini masih menjabat Komisaris PT Perkebunan Nusantara XIII, ini menyebut karyanya itu sebagai sebuah karya jurnalistik? Berikut kumpulan pernyataan Setyardi kepada sejumlah wartawan seusai diskusi di Jakarta, Sabtu (14/6/2014).
Saya seorang mahasiswa S2 yang tertarik terhadap politik mencoba menelusuri pernyataan beliau dalam beberapa media pertelevisian perihal yang mendasari Setyardi, yang merupakan seorang mantan jurnalis dan kini masih menjabat Komisaris PT Perkebunan Nusantara XIII, ini menyebut karyanya itu sebagai sebuah karya jurnalistik? Berikut kumpulan pernyataan Setyardi kepada sejumlah wartawan seusai diskusi di Jakarta, Sabtu (14/6/2014).
Pertanyaan Perihal : Cara mengumpulkan informasi
Setyardi mengaku proses pembuatan
setiap artikel yang ada dalam tabloid Obor Rakyat
dilakukan dengan cara kerja jurnalistik pada umumnya dan telah sesuai dengan
etika jurnalistik.kemudian Dia mencontohkan dengan salah satu artikel yang
berjudul "Jokowi Selalu Mewariskan Jabatan ke Non-Muslim" adalah
hasil wawancara redaksi tabloidnya dengan Ketua MUI KH Kholil Ridwan.
dalam diskusi tersebut setyardi mengaku dalam hal mengumpulkan Informasi berita dalam Tabloid Obor rakyat Tersebut yaitu beliau juga melakukan wawancara, serta Setyardi mengaku mengolah berita berdasarkan hasil riset. Hasil riset yang disebutnya itu berasal dari informasi dari internet. Namun pada saat itu, Setyardi tidak menjawab secara spesifik media mana yang menjadi sumber informasinya yang menjadi dasar pembuatan berita dalam Obor Rakyat.
nah usut punya usut Darmawan Sepriyossa dalam testimoninya dalam tulisan "Obor Rakyat dan Saya" yang dimana dimuat dalam situs online Inilah.com menyebutkan bahwa Setyardi sempat menyatakan kepada dirinya bahwa sumber berita nanti akan berasal dari tulisan-tulisan kritis di dunia maya, baik dari situs-situs berita maupun laman media sosial.
"Kita ambil saja tulisan-tulisan kritis yang berseliweran di Facebook, Twitter, kan banyak. Kan nggak semua warga negara Indonesia punya akun Facebook dan sehari-hari internetan," kata Setiyardi seperti yang dituliskan Darmawan pada Jumat (13/6/2014).
Pertanyaan Perihal : Pemilihan judul dan "angle" artikel
dalam diskusi tersebut setyardi mengaku dalam hal mengumpulkan Informasi berita dalam Tabloid Obor rakyat Tersebut yaitu beliau juga melakukan wawancara, serta Setyardi mengaku mengolah berita berdasarkan hasil riset. Hasil riset yang disebutnya itu berasal dari informasi dari internet. Namun pada saat itu, Setyardi tidak menjawab secara spesifik media mana yang menjadi sumber informasinya yang menjadi dasar pembuatan berita dalam Obor Rakyat.
nah usut punya usut Darmawan Sepriyossa dalam testimoninya dalam tulisan "Obor Rakyat dan Saya" yang dimana dimuat dalam situs online Inilah.com menyebutkan bahwa Setyardi sempat menyatakan kepada dirinya bahwa sumber berita nanti akan berasal dari tulisan-tulisan kritis di dunia maya, baik dari situs-situs berita maupun laman media sosial.
"Kita ambil saja tulisan-tulisan kritis yang berseliweran di Facebook, Twitter, kan banyak. Kan nggak semua warga negara Indonesia punya akun Facebook dan sehari-hari internetan," kata Setiyardi seperti yang dituliskan Darmawan pada Jumat (13/6/2014).
Pertanyaan Perihal : Pemilihan judul dan "angle" artikel
Telah diketahui oleh masayarakat
banyak bahwa Di dalam tabloid Obor Rakyat
yang kini sudah keluar dua edisi, tulisan dan angle yang diangkat adalah sudut pandang yang mengkritik sosok
Jokowi. Pada edisi pertama, misalnya, Setyardi memilih memasang judul besar
"Capres Boneka". Kalimat itu diambil berdasarkan hasil kontemplasi
Setyardi sebagai seorang jurnalis. Dia pun mengutip pernyataan Ketua Umum
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri yang
menyebut Jokowi sebagai "petugas partai". Dari situlah, Setyardi
mengaku bisa menyimpulkan Jokowi sebagai seorang "capres boneka".
Masih di halaman muka, terdapat dua subjudul yang bertuliskan "184 caleg non muslim PDI-P untuk kursi DPR". Saat ditanyakan motifnya memuat subjudul itu, Setyardi mengaku tidak ada yang salah dari tulisan itu. Menurut dia, itu adalah fakta yang diambilnya dari situs Komisi Pemilihan Umum.
"Itu kan fakta. Sama kalau saya bilang PKS itu partai Islam, marah enggak? Ya, enggak boleh marah," katanya kepada wartawan.
Sementara itu, di bagian dalamnya, tabloid itu mengangkat tulisan yang bermuatan SARA, seperti dalam tulisan berjudul "Disandera Cukong dan Misionaris", "Jokowi Anak Tionghoa", "Dari Solo Sampai Jakarta, De-Islamisasi Ala Jokowi", dan "Partai Salib Pengusung Jokowi".
Masih di halaman muka, terdapat dua subjudul yang bertuliskan "184 caleg non muslim PDI-P untuk kursi DPR". Saat ditanyakan motifnya memuat subjudul itu, Setyardi mengaku tidak ada yang salah dari tulisan itu. Menurut dia, itu adalah fakta yang diambilnya dari situs Komisi Pemilihan Umum.
"Itu kan fakta. Sama kalau saya bilang PKS itu partai Islam, marah enggak? Ya, enggak boleh marah," katanya kepada wartawan.
Sementara itu, di bagian dalamnya, tabloid itu mengangkat tulisan yang bermuatan SARA, seperti dalam tulisan berjudul "Disandera Cukong dan Misionaris", "Jokowi Anak Tionghoa", "Dari Solo Sampai Jakarta, De-Islamisasi Ala Jokowi", dan "Partai Salib Pengusung Jokowi".
Pertanyaan Perihal : Konfirmasi kepada narasumber
Persoalan klarifikasi dan konfirmasi ini dijawab Setyardi justru dengan mencontoh gaya media online. Menurut dia, konfirmasi berita di media online kerap dilakukan dalam berita selanjutnya. Setyardi pun mengaku sudah memberikan ruang hak jawab bagi kubu Jokowi dalam halaman situs website Obor Rakyat.
"Kami membuka website OborRakyat.com, kami harapkan para narasumber bisa merespons lewat situ," katanya.
Namun, setelah ditelusuri website obor rakyat situs tersebut tidak di temukan nah ada kawan dari wartawan bertanya Kok tidak bisa diketemukan ya ??? Saat berusaha mengakses situs seperti yang disebutkan Setyardi, halaman situs justru tidak ditemukan. Setyardi sempat berdalih bahwa website-nya tengah dibajak saat memberikan penjelasan kepada wartawan perihal dugaan alamat palsu redaksi.
Pertanyaan Perihal : Alamat palsu?
Wartawan sempat menanyakan kepada
Setyardi soal pencantuman alamat redaksi tabloid Obor Rakyat yang dituliskan beralamat di Jalan Pisangan Timur Raya,
Jakarta Timur. Alamat itu bukan kantor redaksi tabloid tersebut. Setyardi kembali
berdalih bahwa lantaran tabloidnya baru terbit, ada kendala dalam mencari
kantor.
"Kebetulan ini baru terbit. Saya kesulitan cari kantor. Tapi, di edisi selanjutnya sudah direvisi," ujarnya.
Pertanyaan Perihal : Alasan hanya memuat Jokowi
"Kebetulan ini baru terbit. Saya kesulitan cari kantor. Tapi, di edisi selanjutnya sudah direvisi," ujarnya.
Pertanyaan Perihal : Alasan hanya memuat Jokowi
Artikel yang dimuat Obor Rakyat dari
bagian depan hingga belakang hanya memuat isu soal Jokowi. Menurut Setyardi,
hal itu dilakukannya lantaran saat Obor Rakyat
baru terbit pada awal Mei 2014, satu-satunya calon presiden yang
mendeklarasikan diri baru Jokowi. Adapun calon presiden lain, Prabowo Subianto,
belum dideklarasikan secara resmi.
Dia tak menutup kemungkinan jika
nantinya dia akan kembali menerbitkan Obor Rakyat
dan memuat kritik terhadap Prabowo. Namun, saat ditanyakan secara spesifik soal
pandangan Setyardi terhadap sosok Prabowo, dia tak mau menjawabnya.
"Saya no comment. Saya belum punya bahan untuk dikomentari," ujar Setyardi.
Saya selaku mahasiswa berharap agar polemik kehadiran tabloid Obor Rakyat ini akan ditindaklanjuti serius oleh Badan - badan yang terkait yaitu Badan Pengawas Pemilu, Dewan Pers, dan kepolisian. Agar tidak terjadinya pengembangan opini yang menyudutkan SALAH SATU PIHAK CAPRES YAITU CAPRES LAWAN.
"Saya no comment. Saya belum punya bahan untuk dikomentari," ujar Setyardi.
Saya selaku mahasiswa berharap agar polemik kehadiran tabloid Obor Rakyat ini akan ditindaklanjuti serius oleh Badan - badan yang terkait yaitu Badan Pengawas Pemilu, Dewan Pers, dan kepolisian. Agar tidak terjadinya pengembangan opini yang menyudutkan SALAH SATU PIHAK CAPRES YAITU CAPRES LAWAN.
Nah sekian dulu ya kawan- kawan saya menuliskan artikel Politik semoga kawan2 dapat lebih kritis dalam menentukkan siapa yang menjadi dalang dalam kasus obor rakyat ini mari jangalah kita langsung menelan mentah-mentah Informasi atas sebuah
Pemberitaan tanpa kita mengkritisi lebih jauh atas benang merah pemberitaan tersebut karena dalam sebuah pemberitaan yang bisa kita telusuri dari sebagai berikut kiat-kiat yang bisa kita lakukan agar dapat menentukan keobyektifan suatu pemberitaan dalam media portal online :
a. Pimpinan Redaksi portal online tersebut
b. Mensearching Pernyataan petinggi
media online portal atas dukungan ke salah satu Capres
c. Isi Berita dalam portal online
berimbang atau tidak antara dua kandidat
d. Latar Belakang dari Pimpinan redaksi
yang terkait lebih lanjut seperti kasus hokum, & track record beliau dalam
dunia jurnalistik.
Salam persaudaraan muslim
Ariefselter
*Sumber :
a.http://nasional.kompas.com/read/2014/06/15/1757222/Ini.Penjelasan.Setyardi.soal.Gaya.Jurnalistik.Obor.Rakyat.
d. http://indoline-indonesia.com/2014/06/12/inilah-pengelola-tabloid-obor-rakyat-dan-isi-lengkapnya/
e. http://www.merdeka.com/peristiwa/pimred-obor-rakyat-dipecat-tempo-karena-langgar-kode-etik-serius.html
f. http://serbasejarah.wordpress.com/2009/07/06/heboh-email-a-mallarangeng-yg-bocor/
f. http://serbasejarah.wordpress.com/2009/07/06/heboh-email-a-mallarangeng-yg-bocor/
0 komentar:
Post a Comment